Apakah cantik? Apakah ganteng? Apalah kaya? Anak siapa? Dari mana? Kerja dimana? Dimana sekolah? Dan seterusnya itulah pertanyaan jika seseorang baru mempunyai pacar atau calon suami, pertanyaan yang hanya menyentuh ranah fisik. Apakah hanya itu kriteria untuk mencari pasangan hidup yang baik? Dari penampilan luar dan kemampuan materinya?
Apakah dengan kriteria itu sudah bisa membahagiakan kita secara lahir dan batin. Mencari pasangan hidup yang sempurna sepertinya tidak akan pernah ketemu kecuali kita mencintai diri sendiri, yang kita dapatkan adalah yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan, yang kita butuhkan untuk membuat hidup kita ini sebagai ladang pelayanan untuk sesama.
Jarang ditanyakan tentang ahlaknya, kepribadiannya, karakternya padahal ini yang menentukan kebahagian yang lebih hakiki yaitu kebahagian hati, bukan hanya kebahagian badani.
Belajar dari ajaran Catur Purusha Artha, yaitu pertama dan utama adalah Dharma carilah pasangan hidup berdasarkan Dharma dan kemudian yang seterusnya akan mengikuti baik Artha,Kama dan Moksa karena Tuhan selalu bersama pasangan yang berpijak pada dharma, menjalankan kehidupannya dengan dharma dan swadharmanya masing-masing dengan penuh tanggung jawab.
Yang sekarang terjadi pasangan itu dipilih dari dimensi Artha terlebih dahulu tanpa ada landasan kuat di Dharma, dan perlu di ingat setelah Artha adalah Kama, nafsu, keinginan, kepentingan, Artha dan Kama tanpa Dharma akan jadi sumber dari permasalahan.
Mulailah hubungan di dasari atas sebuah kepentingan dan nafsu bukan ketulusan dan cinta yang berlandasakan Dharma, hal ini berdampak ganda bukan saja merusak kedua mempelai akan tetapi keturunannya juga akan kena pengaruhnya. Belum lagi keluarga dan lingkungan di sekitarnya. Aneh memang sebanyak ini kehidupan memberikan contoh nyata, kenapa kita masih tetap menutup mata rapat-rapat, dan membutakan diri dengan tetap memegang hal yang salah dan menjadikan itu sebagai pegangan dalam menjalani hidup ini.
Memang ini adalah jaman kaliyuga dimana 3 dari 4 pilar Dharma sudah runtuh jadi diantara 100 orang hanya seperempat yang masih mempunyai akan sehat dan tiga perempat yang sudah menjauh dari orbit KeTuhanan (20:80), jadi hal-hal yang baik untuk sekarang ini akan sangat banyak yang menentang dan meragukannya, sehingga di perlukan prinsif yang kuat dan karakter yang tangguh dalam mempertahankan sebuah kebenaran.
Mempertahankannya bukan dengan kekerasan karena kekerasan adalah jalan yang paling primitif yang di miliki oleh manusia, mari tegak kan semua itu dengan senyum, contoh dan reaksi yang baik dalam sejelek-jeleknya kejadian.
Walaupun ini sulit untuk di jalankan secara utuh paripurna dan konsekuen ya setidaknya kita ada gerakan dan tindakan menuju hal itu, karena semuanya berproses, berproses dan berproses mengalami pembelajaran dan pemurnian dari waktu ke waktu.
Akhir kata semoga kita mendapatkan pasangan yang tepat yang bisa saling membantu menjalani jalan-jalan kehidupan yang indah ini.
No comments:
Post a Comment